KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) DI TERMINAL KAROMBASAN KOTA MANADO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) DI TERMINAL KAROMBASAN KOTA MANADO"

Transkripsi

1 KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) DI TERMINAL KAROMBASAN KOTA MANADO Arther A. Tahendung 1, Agus Rokot 2, Anselmus Kabuhung 3 1 Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado, Indonesia 2,3 Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado, Indonesia agus.rokot@gmial.com A B S T R A C T Karbon monoksida (CO) merupakan racun yang cukup lama dalam sejarah manusia. Sumber utama dari CO adalah asap knalpot kendaraan terutama mesin berbahan bakar bensin yang tidak bisa dihindari bagi masyarakat yang berada di terminal maupun sekitarnya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kadar karbon monoksida (CO) di terminal Karombasan Pengukuran dan pengumpulan data dilakukan secara langsung dilapangan dengan menggunakan alat Gas Sampler Ambient. Hasil penelitian membuktikan bahwa kadar karbon monoksida di 3 titik pengukuran pada pengukuran I yaitu titik 1 = 0,237µg/Nm3, titik 2 = 0,184µg/Nm3, titik 3 = 0,152µg/Nm3, dan pada pengukuran II yaitu = titik 1 = 0,148µg/Nm3, titik 2 = 0,241µg/Nm3, titik 3 = 0,271µg/Nm3. Kesimpulan : Kadar karbon monoksida (CO) di terminal Karombasan tidak melebihi baku mutu udara ambien yaitu µg/Nm3 yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang baku mutu udara ambien nasional. Kata Kunci : Karbon Monoksida (CO), Terminal Karombasan Udara merupakan faktor penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera di tanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan, hewan serta tumbuhan. (Soedomo, 2001) 1. Udara yang kita hirup 99% terdiri atas gas nitrogen dan oksigen, selebihnya adalah gas, bahan cairan dan bahan padat yang halus. Udara bumi ini terletak dalam tropospher setebal 17 kilometer dari permukaan bumi dan memberi udara kehidupan pada manusia. Troposphere ini juga mampu meyerap bahan pencemar alami, seperti gas letusan gunung, atau bahan cemar buatan manusia (antropogenik). (Soedomo, 2001) 1. Perubahan lingkungan pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Masuknya zat pemcemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut, juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah, baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga. (Soedomo, 2001). 1 Pencemaran udara pada dasarnya berbentuk partikel (debu, aerosol, timah hitam) dan gas (CO, NOx, SOx, H 2 S, Hidrokarbon). Udara yang tercemar dengan partikel dan gas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya, tergantung dari macam, ukuran dan komposisi kimiawinya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti paru paru dan pembuluh darah, atau menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. (Soedomo, 2001) 1. Hasil gas buang dari kendaraan bermotor banyak mengandung hidrokarbon. Pada mobil, gas buang diemisikan ke udara terutama melalui knalpot (muffer), mesin (crankcase blowby), dan dari tutup bensin, hampir 100% 22

2 CO, NOx, dan Pb serta sekitar 60% hidrokarbon diemisikan dari knalpot, 40% hidrokarbon diemisikan dari lubang pengisian bensin dan crankcase. (Sarudji, 2010) 2. Dalam keracunan oleh gas ini akan menampakkan gejala seperti rasa berat di kepala, sakit kepala yang hebat, akhirnya pingsan. Dalam kondisi parah lebih lanjut akan berakhir dengan kematian. (Sarudji, 2010) 3. Kecepatan timbulnya gejala gejala atau kematian ditentukan oleh konsentrasi CO dalam udara lingkungan dan lamanya inhalasi atau lamanya paparan CO. selain itu di pengaruhi juga oleh konsentrasi CO dalam udara, ventilasi paru, dan kadar COHb sebelum terkena CO 2. (Nur Ika, 2009) 4. Tingginya jumlah kendaraan yang ada di terminal kota Manado menyebabkan masyarakat yang beresiko terpapar polusi akibat gas buangan kendaraan transportasi terutama CO. beberapa jenis pekerjaan sangat rentan dengan pemaparan CO dan masalah kesehatan yang dapat ditimbulkannya. Penjual makanan, penumpang, sopir, petugas terminal, adalahkelompok pekerja yang berpotensi terpapar gas CO. Data yang di dapat dari Dinas Perhubungan Kota Manado di Terminal Karombasan, jumlah kendaraan yang masih aktif beroperasi berjumlah 238 kendaraan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa Terminal Karombasan Kota Manado memiliki jumlah kendaraan yang cukup tinggi. Hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Triana (2008) 5 yang mengukur kadar CO di udara pada tempat kedatangan dan pemberangkatan Bus di Terminal Bus Giwangan Yogyakarta di dapati hasil kadar CO rata rata pada tempat kedatangan sebesar 5,8045 ppm dan pada tempat pemberangkatan adalah 4,9572 ppm. Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, namun belum melampaui ketentuan yang berlaku. Nilai ambang batas kualitas udara ambient menurut Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta N0.153 tahun 2002, yaitu 35 ppm.. tujuan penelitian ini adaah untuk mengetahui kadar karbon monoksida (CO) di Terminal Karombasan METODE Penelitian ini adalah penelitian deskriptif,yaitu untuk memperoleh gambaran tentang kadar CO di Terminal Karombasan Variabel dalam penelitian ini adalah Kadar CO di Terminal Karombasan Populasi dalam penelitian ini adalah udara ambien di area Terminal Karombasan Sampel pada penelitian ini adalah udara ambien yang ada di Terminal Karombasan Kota Manado, dengan jumlah sampel sebanyak 6 sampel dari 3 titik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampling yaitu purposive sampling. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Gas Sampler Ambient untuk mengukur kadar CO yang mengacu pada PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional.Adapun kriteria penentuan titik lokasi pengukuran menurut SNI yaitu : 1) Area dengan konsentrasi pencemar tinggi, 2) Di daerah sekitar lokasi penelitian, 3) Di daerah Perkotaan, 4) Dapat mewakili seluruh wilayah studi. Data hasil penelitian di analisa secara deskriptif dan kemudian di tarik suatu kesimpulan. HASIL Dari hasil penelitian di Terminal Karombasan Kota Manado dapat diuraikan sebagai berikut sebagai berikut : 1. Pengukuran I a. Pengukuran pada titik 1 diperoleh hasil 0,237µg/Nm3 dengan waktu pengukuran selama 60 menit b. Pengukuran pada titik 2 diperoleh hasil 0,184 µg/nm3 dengan waktu c. Pengukuran pada titik 3 diperoleh hasil µg/nm3 dengan waktu 2. Pengukuran II a. Pengukuran pada titik 1 diperoleh hasil 0,148µg/Nm3 dengan waktu b. Pengukuran pada titik 2 diperoleh hasil 0, 241 µg/nm3 dengan waktu 23

3 c. Pengukuran pada titik 3 diperoleh hasil 0,271 µg/nm3 dengan waktu Tabel 1. Hasil Pengukuran I di titik 1, 2, dan 3 pada pukul 09:00 12:10 di Terminal Karombasan No Hasil Baku Metode Parameter Lokasi Satuan Analisis Mutu Analisis 1 CO TITIK 1 0, µg/nm3 Spektrophotometrik 2 CO TITIK 2 0, µg/nm3 Spektrophotometrik 3 CO TITIK 3 0, µg/nm3 Spektrophotometrik RATA RATA = 0,190 µg/nm3 Pada Tabel 1 terlihat bahwa kadar Karbon Monoksida (CO) hasil pengukuran I pada setiap titik yang dilakukan pada pukul 09:00 12:10 memiliki hasil tertinggi adalah titik 1 yaitu 0,237µg/Nm3 dan terendah adalah titik 3 yaitu 0,152µg/Nm3 dan nilai rata rata gas Karbon Monoksida (CO) pada pengukuran I adalah 0,190 µg/nm3. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa Kadar Karbon Monoksida (CO) pada Terminal Karombasan Kota Manado tidak melebihi baku mutu udara ambien dalam PP. No 41 Tahun 1999 yaitu µg/nm3. Tabel 2. Hasil Pengukuran II di titik 1, 2, dan 3 pada pukul 13:00 16:10 di Terminal Karombasan No Hasil Baku Metode Parameter Lokasi Satuan Analisis Mutu Analisis 1 CO TITIK 1 0, µg/nm3 Spektrophotometrik 2 CO TITIK 2 0, µg/nm3 Spektrophotometrik 3 CO TITIK 3 0, µg/nm3 Spektrophotometrik Rata Rata = 0,220 µg/nm3 Pada Tabel 2 dan Grafik terlihat bahwa kadar Karbon Monoksida (CO) hasil pengukuran II pada setiap titik yang dilakukan pada pukul 13:00 16:10 memiliki hasil tertinggi adalah titik 3 yaitu 0,271µg/Nm3 dan terendah adalah titik 1 yaitu 0,148µg/Nm3 dan nilai rata rata gas Karbon Monoksida (CO) pada pengukuran II adalah 0,22 µg/nm3. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa Kadar Karbon Monoksida (CO) pada Terminal Karombasan Kota Manado tidak melebihi baku mutu udara ambien dalam PP. No 41 Tahun 1999 yaitu µg/Nm3. Pembahasan Hasil penelitian pada pengukuran I dari titik 1, 2, dan 3 didapat nilai rata rata konsentrasi Karbon Monoksida yaitu 0,19µg/Nm3, yang dilakukan pengukuran dari pukul 09:00 12:10 dan pada pengukuran II didapat nilai rata rata konsentrasi Karbon Monoksida yaitu 0,22µg/Nm3, yang dilakukan pengukuran dari pukul 13:00 16:10. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa Kadar Karbon Monoksida (CO) tidak melebihi Baku mutu udara ambient nasional menurut PP No. 41 Tahun 1999 yaitu µg/Nm3. Ada beberapa faktor yang dapat 24

4 mempengaruhi Kadar Karbon Monoksida (CO) udara ambient yaitu Kelembaban, Suhu, Kecepatan Angin dan lokasi yang tempat penelitian. Dalam system pencemaran udara intensitas emisi pencemaran masuk dalam atmosfer sebagai media penerima. Atmosfer memiliki kemampuan menyebarkan (dispersion), mengencerkan (dilution), keadaan Terminal Karombasan yang terbuka dan berada di dataran rendah yang flat dan kecepatan angin yang cukup cepat membuat Gas Karbon Monoksida (CO) tersebar (dispersion) oleh angin yang membuat gas Karbon Monoksida (CO) sangat cepat hilang dari suatu lokasi, dengan adanya pepohonan besar di dalam Terminal Karombasan membuat Gas Karbon Monoksida (CO) dapat di encerkan (dilution). Kemampuan dispersi atmosfer pada daerah yang terbuka sangat baik sehingga Gas pencemar seperti Karbon Monoksida (CO) tidak bertahan lama di satu lokasi tertentu. Meskipun padat kendaraan Terminal Karombasan masih aman dari Gas CO. Hasil yang didapat pada pengukuran kadar CO rata rata pada Terminal Karombasan Manado 0,191 dan 0,22 µg/nm3 jika dibandingkan dengan Hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Triana (2008) yang mengukur kadar CO di udara pada tempat kedatangan dan pemberangkatan Bus di Terminal Bus Giwangan Yogyakarta di dapati hasil kadar CO rata rata pada tempat kedatangan sebesar 5,8045 ppm dan pada tempat pemberangkatan adalah 4,9572 ppm. Dengan hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa kadar CO pada Terminal Karombasan Manado lebih rendah di bandingkan kadar CO pada Terminal Bus Giwangan Yogyakarta. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab terdahulu maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Pada pengukuran I di dapatkan nilai rata rata Kadar Karbon Monoksida yaitu 0,19µg/Nm3 dan pada pengukuran II di dapatkan nilai rata rata Karbon Monoksida yaitu 0,22µg/Nm3. Dari hasil tersebut bisa di simpulkan bahwa Kadar Karbon Monoksida (CO) yang ada di 25 Terminal Karombasan Kota Manado tidak melebihi baku mutu udara ambien yaitu µg/Nm3. Saran Berdasarkan hasil yang didapatkan dari hasil penelitian berupa pengukuran secara langsung kadar Karbon Monoksida (CO) maka saran yang dapat di berikan adalah : 1. Penataan Lokasi angkutan umum terutama mikrolet yang menunggu penumpang sebaiknya mematikan mesin kendaraan karena kalau di hidupkan akan banyak polusi dari gas yang keluar dari kendaraan terutama kendaraan yang sudah tua. 2. Bagi para penjual makanan disekitar terminal sebaiknya makanan di tutup dengan plastik transparan karena bisa terpapar dengan gas CO maupun gas beracun lainnya. 3. Bagi masyarakat maupun petugas Dinas Perhubungan Kota Manado yang beraktifitas penuh di terminal sebaiknya gunakan masker untuk menghindari gas buang kendaraan yang dapat membahayakan. Tetap pertahankan pepohonan yang ada agar udara di sekitar Terminal Karombasan tetap terjaga kualitasnya. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. (2009). Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya terhadap Kesehatan. Jakarta. Maryanto D. (2009). Penurunan Kadar Emisi Gas Buang Karbon Monoksida (CO) dengan Penambahan Arang Aktif pada Kendaraan Bermotor di Yogyakarta.(Jurnal) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta. Mukono, H.J. (2008). Pencemaran dan Pengaruhnya terhadap Gangguan Saluran Pernapasan. Airlangga University Press. Surabaya. Ningsih, E. (2012). Pengaruh paparan gas karbon monoksida (CO) terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di terminal tirtonadi Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5 Nur Ika. (2009). Pengaruh lama paparan asap knalpot dengan kadar CO 1800 ppm terhadap gambaran histopatologi jantung pada tikus wistar.(jurnal)universitas Di Ponegoro Semarang. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah/Skripsi. (2011). Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2010 Tentang Pedoman pemanfaatan dan penggunaan bagian bagian jalan. Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 132/PM/2015 Tentang penyelenggaraan Terminal penumpang angkutan jalan. Jakarta. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Rahmawati, Selvia. (2011). Hubungan Kadar HbCO dengan Kapasitas Vital Paru Pedagang di Terminal Bus Purwokerto. (Jurnal) Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Sudirman. Sarudji, D. (2010). Kesehatan Lingkungan. Karya Putra Darwati. Bandung. Soedomo, Moestikahaji. (2001). Pencemaran Udara, ITB, Bandung. Standar Nasional Indonesia (2005). Amonia Indofenol Ambien. Standar Nasional Indonesia. (2011). Cara Uji Kadar Karbon Monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR). Triana, Eka. (2008). Studi Komparasi Kadar Karbon Monoksida (CO) di Udara Tempat Kedatangan dan Pemberangkatan Bus di Terminal Bus Giwangan Yogyakarta Tahun (Karya Tulis Ilmiah) Politeknik Kesehatan Depkes Semarang. Wardhana, (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta. 26