Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia"

Transkripsi

1 EVALUASI PERBANDINGAN VOLUME PRODUKSI DAN PENJUALAN SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN ISO 9001 PADA PT HI-LEX PARTS INDONESIA H. Juanda,SE.,SH.,MM. (Ketua STIE PPI) Abstrak Penyebab besarnya perbandingan sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 adalah pada bagian ordering, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC), adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. Penyebab besarnya perbandingan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (international standard for organization (ISO) 9001 : 2000) adalah pada bagian ordering, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. Kata kunci : Volumen Produksi ; Penjualan ; International Standard for Organization (ISO) 9001 A. Latar Belakang Masalah Didalam era globalisasi sekarang ini, telah terbentuk suatu sistem di dalam bidang perekonomian dan perdagangan yaitu sistem perdagangan bebas antar Negara, terjadilah suatu persaingan ketat antara perusahaan lokal maupun perusahaan asing. Persaingan yang terjadi, sangatlah mendorong masing-masing perusahaan untuk menjadi posisi yang teratas. Mulai dari persaingan harga, pelayanan, ataupun kualitas produk yang baik. Perusahaan terus berusaha untuk bersaing, supaya mendapatkan pasar yang seluas-luasnya. Belakangan ini, sudah banyak perusahaan yang menerapkan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Dengan menerapkan sistem tersebut, suatu perusahaan pun dapat bersaing secara global tentunya. InoVasi Volume 3; Page 33

2 Berdasarkan penguraian yang telah dijelaskan di atas, Maka dari itu peneliti berminat untuk mengevaluasi dan membahas perbandingan volume produksi dan volume produksi sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA. Peneliti memilih pengevaluasian dan pembahasaan Perbandingan Volume Produksi dan Volume Penjualan Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA., karena peneliti beranggapan dengan adanya penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) maka volume produksi dan volume penjualan akan meningkat yang disebabkan keinginan pelanggan yang semakin bertambah. B. Kajian Teoritis 1. Produksi Proses produksi adalah suatu aktivitas membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan 5M (Man, Money, Material, Machine, Method). Proses produksi biasanya terdiri dari beberapa sub proses produksi, misalnya pengolahan bahan baku menjadi komponen, proses perakitan komponen menjadi sub assembling dan proses perakitan sub assembling menjadi produk jadi. Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber daya produksi menjadi barang dan jasa untuk dijual. Jadi, tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber daya menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan sistem tersebut. Produksi merupakan konsep yang lebih luas daripada pengolahan karena pengolahahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi. Pengertian produksi menurut Basu Swastha DH. (1995 : 280) adalah: Pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen, hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa. Menurut Herlina (2001 : 54) Berbagai macam bahan-bahan dasar yang diolah untuk menjadi suatu output yang dapat berguna. Sedangkan pengertian produksi menurut Sofyan Assauri (1999 : 11) adalah: Secara umum adalah suatu kegiatan atau proses yang mentranformasikan input menjadi output, dalam arti luas adalah suatu kegiatan yang mentransformasikan input menjadi output yang tercakup semua aktivitas yang menghasilkan barang jadi dan jasa serta kegiatan lain yang menunjang. Dalam arti sempit adalah suatu kegiatan yang menghasilkan barang baik setengah jadi maupun bahan industri. Page 34 InoVasi Volume 3;

3 Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan produksi itu adalah pengelolahan input berupa sumber sumber untuk menjadi output berupa barang ataupun jasa. 2. Sifat Proses Produksi Penggolongan proses menurut Basu Swastha DH. (1995 : 282) produksi berdasarkan sifat proses produksi menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu. a. Proses extraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahanbahan langsung dari alam. Seperti : proses penambangan batu bara, biji besi, biji eas, pengeboran minyak, dan sebaginya. b. Proses analistik adalah suatu proses pemisahan dari suatu ahan menjadi beberapa macam barang yang hamper menyerupai bentuk / jenis aslinya. c. Proses fabrikasi adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Seperti contoh : proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis mebel tertentu, dan sebagainya. d. Proses sintetik adalah mengkombinasikan beberapa bahan kedalam suatu bentuk produk. Seperti dalam pengolahan baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat berbeda dengan aslinya. Menurut Basu Swastha DH. (1995 : 283) beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dalam mana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses produksi digolongkan menjadi dua macam yaitu: a. Proses produksi terus menerus, istilah proses terus menerus digunakan untuk menunjukan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai. Dalam hal ini, banyak atau semua mesin akan melaksanakan operasi yang sama dalam waktu tidak terbatas. Contoh proses terus menerus adalah : produksi mobil, dimana perubahan model hanya terjadi sekali dalam satu tahun. Istilah proses terus - menerus ini juga terdapat didalam industri yang hanya mempunyai satu saat operasi yaitu pada pagi sampai sore hari, sedangkan malam hari tidak beroperasi. Selain itu juga terdapat dalam industri yang mempunyai kegiatan terus menerus tanpa berhenti selama periode waktu yang lama seperti : pabrik textile. b. Proses terputus putus, hal ini terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda. Jadi, alat yang sama dapat digunakan untuk membuat beberapa macam produk sesuai dengan keinginan sesuai dengan pesanan konsumen, sebagai contohnya alat alat untuk pengecoran logam, setiap saat, bentuk alat ini dapat dirubah. InoVasi Volume 3; Page 35

4 Menurut Basu Swastha DH. (1995 : 284) masalah masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah : a. Perencanaan produksi, adalah menciptakan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. b. Organisasi produksi, merupakan tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada bagian produksi, didalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli dalam perencanaan, supervise, atau pelaksanaan tahap tahap dalam proses produksi. c. Pengendalian produksi, merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan, dan material) ke dalam satu aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. d. Pengendalian persediaan bahan baku, merupakan masalah yang cukup dominant dibidang produksi. Pengertian penjualan menurut Gunawan Adisaputro dkk (1990 : 4) adalah Suatu proyeksi teknis daripada permintaan langsung, potensial untuk waktu tertentu, jadi penjualan adalah suatu usaha untuk mengetahui dengan jelas dan tepat mengenai jumlah produk yang akan dijual pada masa yang akan datang berdasarkan pengalaman pada masa lalu Sedangkan menurut Gerald A. Michaelson dkk (2004 : 267) adalah: Diplomasi tingkat akhir dalam keterlibatan bisnis, dimana semua aktivitas ada untuk mendukungnya Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan penjualan adalah proses transaksi dari suatu aktivitas yang telah terjadi, dan telah disepakati sebelumnya yang menguntungkan, dari kedua belah pihak antara produsen dan konsumen. 3. Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Pengertian Manajemen Sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) menurut Vincent Gaspersz (2004 : 6) adalah Suatu cara untuk meningkatkan performasi secara terus menerus pada setiap level operasi atau proses a. Pengertian manajemen sistem mutu menurut Alfrits B. Tumiwa (2006 : 14) adalah: Mengelola organisasi secara menyeluruh untuk mendapatkan keunggulan setiap dimensi produk dan jasa yang penting bagi pelanggan Pengertian mutu menurut nevizond chatab (1997 : 2000) adalah Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat. Page 36 InoVasi Volume 3;

5 Menurut Bambang H. Hadiwiardjo dkk (2000 : 17) adalah Perpaduan antara sifat-sifat dan karakteristik yang menentukan sampai seberapa jauh keluaran dapat memenuhi kebutuhan pembeli. Sedangkan ppengertian mutu menurut Barry Render dkk (2001 : 92) adalah Totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yamg menunjukan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa mutu adalah keunggulan ataupun kualitan yang dapat memberikan kepuasan yang dibutuhkan oleh konsumen Ada berbagai jenis pengertian International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 yang peneliti kutip dari beberapa buku, antara lain: a. Pengertian International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 menurut M. Nur Nasution (2004 : 293) adalah: Model sistem jaminan kualitas dalam desain pengembangan, produksi, instalasi, dan pelayanan. b. Pengertian International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 menurut Nevizond Chatab (1997 : 9) adalah: Sistem mutu-model untuk pemastian mutu dalam desain, pengembangan, produksi, pemasangan dan pelayanan. c. Menurut Nevizond Chatab (1997 : 8), International Standard for Organization (ISO) 9001 mempunyai 16 klausal yang paling, yaitu sebagai berikut : 1) Peran manajemen, yang meliputi 5 klausal sebagai berikut : a) Tanggung jawab manajemen b) Sistem mutu c) Tindakan Koreksi dan pencegahan d) Audit mutu internal e) Pelatihan 2) Pengendalian proses, yang meliputi 6 klausal sebagai berikut : a) Pengendalian rancangan b) Pengendalian dokumen dan data c) Identifikasi dan mampu telusur produk d) Pengendalian proses e) Penanganan, penyimpangan, pengemasan, pengawetan dan penyerahan f) Pelayanan. 3) Verifikasi, yang meliputi 6 klausal sebagai berikut : a) Inspeksi dan pengujian b) Pengendalian alat inspeksi, ukur dan pengujian c) Status inspeksi dan uji InoVasi Volume 3; Page 37

6 d) Pengendalian produk yang tidak sesuai e) Pengendalian rekaman mutu f) Teknik statistic 4) Berhubungan dengan pihak luar, (misalnya untuk pembelian baranga atau dengan pihak penerima jasa), yang meliputi 3 klausal sebagai berikut : a) Tinjauan kontrak b) Pembelian c) Pengendalian produk pasokan pelanggan. C. Evaluasi dan Pembahasan 1. Pendahuluan PT. HI-LEX PARTS INDONESIA yang telah memproduksi berbagai macam produknya yang dimulai dari perusahaan tersebut itu berdiri hingga sekarang. Berbagai peristiwa yang telah dialami oleh perusahaan tersebut, mulai dari menurunnya jumlah order produksi hingga kenaikan pemesanan produk oleh pelanggan, atau pun bertambahnya jumlah pelanggan yang memesan produk yang dibutuhkan dari perusahaan tersebut. Kejadian yang paling dikhawatirkan oleh perusahaan tersebut adalah krisis ekonomi yang terjadi sekitar tahun 1997, ini merupakan situasi yang paling menegangkan untuk semua perusahaan di indonesia. Namun PT. HI-LEX PARTS INDONESIA telah bertahan dari situasi dan kondisi tersebut. Perusahaan ini telah bertahan sebab perusahaan ini melakukan export produknya ke berbagai negara di luar negeri, disamping itu juga PT. HI- LEX PARTS INDONESIA berusaha meningkatkan kualitas mutu produknya, dengan suatu standarisasi manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000), PT. HI-LEX PARTS INDONESIA melakukan hal tersebut supaya dapat mempertahankan jumlah produk yang dijual dengan harga terjangkau tetapi mutu dari produk yang dihasilkan tidak menurun. 2. Besarnya Volume Produksi dan Volume Penjualan Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Berbagai jenis produk yang diproduksi dan di jual ke pelanggan lokal maupun pelanggan internasional, merupakan produk yang memiliki mutu sesuai standarisasi dari manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Berikut adalah data produksi : Page 38 InoVasi Volume 3;

7 TAHUN Tabel 1 Data Volume Produksi dan Volume Penjualan ( ) PRODUKSI PENJUALAN PLASTIK KARET METAL PLASTIK KARET METAL Sumber : Data yang telah diolah 3. Evaluasi Dari hasil data yang telah didapat dan telah diproses untuk dievaluasi, seperti data volume produksi dan penjualan dari tahun 1994 hingga tahun 2000 di gunakan untuk pengavaluasian didalam bab IV dan untuk lebih jelasnya PT. HI- LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997, dan sistem tersebut dapat mempengaruhi mutu produk yang kemudian perusahaan pelanggan melihat dan terpengaruhi bahwa produk yang dijual oleh dari PT. HI-LEX PARTS INDONESIA memiliki mutu yang baik dengan harga yang terjangkau. Maka dari itu perusahaan pelanggan berkomitmen untuk terus memesan produk yang dibutuhkan dari dari PT. HI-LEX PARTS INDONESIA tersebut, berikut adalah evaluasi lebih lanjut dari hasil data yang sudah didapat. a. Evaluasi Perbandingan Volume Produksi Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Selanjutnya dari data volume produksi tahun 1994 hingga tahun 2000, peneliti mencoba mengevaluasi perbandingan volume produksi dari tahun 1994 hingga tahun 1996 dan menjumlahkan volume produksi dari tahun 1997 hingga tahun 2000, yang bertujuan untuk mengetahui penyebab besarnya perbandingan volume produksi sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997 INDONESIA. InoVasi Volume 3; Page 39

8 1) Evaluasi Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Berikut adalah evaluasi perbandingan volume produksi plastik sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 hingga tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997: Tabel 2. Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun PLASTIK Total Sumber : Data yang telah diolah Tabel 3. Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun PLASTIK Total Sumber : Data yang telah diolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut: Page 40 InoVasi Volume 3;

9 Gambar 2. Grafik Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Sebelum ISO 9001 : 2000 Sesudah ISO 9001 : 2000 Keterangan : a) Volume produksi plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi plastik, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) plastik, adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery plastik banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. b) Volume produksi plastik sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi plastik, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) plastik klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery plastik, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. InoVasi Volume 3; Page 41

10 2) Evaluasi Perbandingan Volume Produksi Karet Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Berikut adalah evaluasi perbandingan volume produksi karet sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 hingga tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997: Tabel 4. Perbandingan Volume Produksi Karet Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun KARET Total Sumber : Data yang telah diolah. Tabel 5. Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun KARET Total Sumber : Data yang telah diolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut: Page 42 InoVasi Volume 3;

11 Gambar 3. Grafik Perbandingan Volume Produksi Karet Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Sebelum ISO 9001 : 2000 Sesudah ISO 9001 : 2000 Keterangan : a) Volume produksi karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi karet, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) karet adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery karet banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. b) Volume produksi karet sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian karet, produksi dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) karet klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery karet pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. InoVasi Volume 3; Page 43

12 3) Evaluasi Perbandingan Volume Produksi Metal Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Berikut adalah evaluasi perbandingan volume produksi metal sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 hingga tahun 1996 tahun 2000 dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997: Tabel 6. Perbandingan Volume Produksi Metal Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun METAL Total Sumber : Data yang telah diolah. Tabel 7. Perbandingan Volume Produksi Metal Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun METAL Total Sumber : Data yang telah diolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut : Page 44 InoVasi Volume 3;

13 Gambar 4. Grafik Perbandingan Volume Produksi Metal Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Keterangan : Sebelum ISO 9001 : 2000 Sesudah ISO 9001 : 2000 a) Volume produksi metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity, untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi metal, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian, quality control (QC) metal adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery metal banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. b) Volume produksi metal sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian metal produksi dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian, quality control (QC) metal klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery metal, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. InoVasi Volume 3; Page 45

14 b. Evaluasi Perbandingan Volume Penjualan Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Kemudian dari data volume penjualan tahun 1994 hingga tahun 2000, peneliti mencoba mengevaluasi perbandingan volume penjualan dari tahun 1994 hingga tahun 1996 dan menjumlahkan volume penjualan dari tahun 1997 hingga tahun 2000, yang bertujuan untuk mengetahui penyebab besarnya perbandingan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA. 1) Evaluasi Perbandingan Volume Penjualan Plastik Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Berikut adalah evaluasi perbandingan volume penjualan plastik sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997: Tabel 8. Perbandingan Volume Penjualan Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun PLASTIK Total Sumber : Data yang telah diolah. Page 46 InoVasi Volume 3;

15 Tabel 9. Perbandingan Volume Penjualan Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun PLASTIK Total Sumber : Data yang telah diolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut: Gambar 5. Grafik Perbandingan Volume Penjualan Plastik Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Keterangan : Sebelum ISO 9001 : 2000 Sesudah ISO 9001 : 2000 a) Volume penjualan plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi plastik, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) plastik adanya klaim atau InoVasi Volume 3; Page 47

16 keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery plastik banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. b) Volume penjualan plastik sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi plastik dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian, quality control (QC) plastik klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery plastik, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. 2) Evaluasi Perbandingan Volume Penjualan Karet Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Berikut adalah evaluasi perbandingan volume penjualan karet sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997: Tabel 10. Perbandingan Volume Penjualan Karet Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu ( International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun KARET Total Sumber : Data yang telah diolah. Page 48 InoVasi Volume 3;

17 Tabel 11. Perbandingan Volume Penjualan Karet Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun KARET Total Sumber : Data yang telah diolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut: Gambar 6. Grafik Perbandingan Volume Penjualan Karet Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Sebelum ISO 9001 : 2000 Sesudah ISO 9001 : 2000 Keterangan : a) Volume penjualan karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi karet, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian, quality control (QC) InoVasi Volume 3; Page 49

18 karet adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery karet banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. b) Volume penjualan karet sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi karet dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) karet klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery karet, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. 3) Evaluasi Perbandingan Volume Penjualan Metal Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Berikut adalah evaluasi perbandingan volume penjualan Metal sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997: Tabel 12. Perbandingan Volume Penjualan Metal Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun METAL Total Sumber : Data yang telah diolah. Page 50 InoVasi Volume 3;

19 Tabel 13. Perbandingan Volume Penjualan Metal Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) ( ) Tahun METAL Total Sumber : Data yang telah diolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut: Gambar 7. Grafik Perbandingan Volume Penjualan Metal Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Keterangan : Sebelum ISO 9001 : 2000 Sesudah ISO 9001 : 2000 a) Volume penjualan metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi metal, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) metal adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih InoVasi Volume 3; Page 51

20 tinggi. Pada bagian delivery metal banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. b) Volume penjualan metal sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi metal, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) metal klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery metal, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. 4. Analisa dan Pembahasan Dari hasil evaluasi perbandingan volume produksi dan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA, didapat bahwa terdapat penyebab besarnya perbandingan - perbandingan volume produksi dan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA dari hasil evaluasi diatas bahwa : a. Volume produksi plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi plastik, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) plastik, adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery plastik banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. b. Volume produksi plastik sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi plastic, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) plastik klaim atau keluhan Page 52 InoVasi Volume 3;

21 pelanggan berkurang. Pada bagian delivery, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. c. Volume produksi karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi karet, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) karet adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery karet banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. d. Volume produksi karet sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian karet, produksi dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) karet klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery karet pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. e. Volume produksi metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity, untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi metal, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian, quality control (QC) metal adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery metal banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. f. Volume produksi metal sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian metal produksi dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian, quality control (QC) metal klaim InoVasi Volume 3; Page 53

22 atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery metal, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. g. Volume penjualan plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi plastik, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) plastik adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery plastik banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. h. Volume penjualan plastik sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi plastik dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian, quality control (QC) plastik klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery plastik, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. i. Volume penjualan karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi karet, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian, quality control (QC) karet adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery karet banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. j. Volume penjualan karet sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi karet dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke Page 54 InoVasi Volume 3;

23 seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) karet klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery karet, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. k. Volume penjualan metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi metal, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) metal adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery metal banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. l. Volume penjualan metal sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi metal, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) metal klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery metal, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. m. Perbandingan volume produksi dan volume penjualan ssebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000), untuk lebih jelasnya lihatlah table berikut: InoVasi Volume 3; Page 55

24 Tabel 14 Perbandingan Volume Produksi dan Penjualan ( ) TAHUN PRODUKSI YANG TIDAK TERJUAL PENJUALAN PLASTIK KARET METAL PLASTIK KARET METAL PLASTIK KARET METAL Sumber : Data yang telah diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masih terdapat produk plastik, karet, dan metal yang belum terjual, untuk plastik pada tahun 1994 sebesar 419 unit, tahun 1995 sebesar 403 unit, tahun 1996 sebesar 339 unit, tahun 1997 sebesar 417 unit, tahun 1998 sebesar 355 unit, tahun 1999 sebesar 300 unit, dan tahun 2000 sebesar 375 unit. Untuk karet pada tahun 1994 sebesar unit, tahun 1995 sebesar unit, tahun 1996 sebesar unit, tahun 1997 sebesar unit, tahun 1998 sebesar unit, tahun 1999 sebesar unit, dan tahun 2000 sebesar unit. Untuk metal pada tahun 1994 sebesar unit, tahun 1995 sebesar unit, tahun 1996 sebesar unit, tahun 1997 sebesar unit, tahun 1998 sebesar unit, tahun 1999 sebesar unit, dan tahun 2000 sebesar unit. D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari data volume produksi sebelum dan volume penjualan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA yang telah diolah dan yang telah dievaluasi oleh peneliti serta berbagai permasalahaan yang ada, serta hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap manajemen sistem mutu (ISO 9001 : 2000) dan volume penjualan di PT. HI-LEX PARTS INDONESIA,maka dapat disimpulkan bahwa: Page 56 InoVasi Volume 3;

25 a. Dari volume produksi dapat diketahui : Tabel 15 Volume Produksi Sebelum dan Sesudah ISO 9001 : 2000 ( ) Keterangan Plastik Karet Metal Sebelum ISO 9001 : Sesudah ISO 9001 : Sumber : Data yang telah diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa volume produksi plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit. Volume produksi karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit. Volume produksi metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit. b. Dari volume penjualan dapat diketahui : Tabel 16 Volume Penjualan Sebelum dan Sesudah ISO 9001 : 2000 ( ) Plastik Karet Metal Sebelum ISO 9001 : Sesudah ISO 9001 : Sumber : Data yang telah diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa volume penjualan plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit. Volume penjualan karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : InoVasi Volume 3; Page 57

26 2000 sebesar unit. Volume penjualan metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar unit. Penyebab besarnya perbandingan volume produksi dan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) adalah: a. Sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000, pada bagian ordering, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC), adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. b. Sesudah penerapan manajemen sistem mutu (international standard for organization (ISO) 9001 : 2000), pada bagian ordering, pembelian bahan baku quantity untuk rata rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik. Diketahui bahwa setiap tahun masih terdapat produk plastik, karet, dan metal yang belum terjual. 2. Saran Dari semua hal-hal yang telah didapat oleh peneliti, mengenai evaluasi perbandingan volume produksi dan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000), saran yang dapat diberikan oleh peneliti didalam penelitian adalah : a. Sebaiknya tidak ada produk yang tidak terjual, untuk plastik, karet, maupun metal. b. Untuk menekan jumlah produk yang tidak terjual, hendaknya perusahaan memproduksi hanya sesuai dengan jumlah pesanan dari pelanggan saja. c. Untuk data klaim atau keluhan dari pelanggan pada bagian quality control (QC) dalam sebaiknya dalam bentuk grafik misalnya, hal ini untuk mempermudah pengamatan seberapa tinggi keluhan pelanggan. Page 58 InoVasi Volume 3;

27 d. Pada bagian delivery hendaknya jangan terpaku pada satu jalur pengiriman saja, tetapi semestinya ada jalan alternative lain yang terhindar dari hambatan macet, banjir, dan sebagainya. InoVasi Volume 3; Page 59

28 DAFTAR PUSTAKA Adi, Prayogo Pengantar Manajemen Operasional I. Persada Sakti, semarang Adisaputro, Gunawan. dkk Anggaran Perusahaan. BPFE, Yogyakarta : Assauri, Sofyan Manajemen Produksi dan Operasi. CV. Karya, Jakarta. Chatab, Nevizond Mendokumentasikan Sistem Mutu ISO. Andi, Yogyakarta. Gaspersz, Vincent Total Quality Manajement. H. Hadiwiyardjo, Bambang. Dkk ISO 9000 (Sistem Manajemen Mutu). Yudistira Hani, T., Handoko Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. BPFE, Yogyakarta. Hendra, A Manajemen Operasional, (Proses Produksi Dasar). Andromeda, Bandung. Herlina Pengantar Bisnis (Dasar Dasar Berbisnis). Sekar, Surabaya : Michaelson, A Gerald, Sun Tzu (Strategi Untuk Penjualan). Batam Centre Karisma Publishing Group, Batam. Nasution, M. Nur Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Control). Ghalia, Indonesia. Nazir, Moh Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta Render, Barry. dkk Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Salemba 4, Jakarta. Sudaryono, A Dasar Dasar Bisnis. Cahaya, Jakarta. Swastha, Basu, DH Pengantar Bisnis Modern, (Pengantar ekonomi Perusahaan Modern). Liberty, Yogyakarta. Tumiwa, Alfrits B Total Quality Manajement LPFE USAKTI, Jakarta Barat. Zidan, M Kegiatan Produksi Oleh Perusahaan Industri Dan Jasa. Cipta Mandiri, Lampung. Page 60 InoVasi Volume 3;